Jurnal:Penelitian Unggas, 9(1), hal.23.
Spesies (Unggas):Burung Bangau Berkerudung (Grus monacha)
Abstrak:
Bangau Berkerudung (Grus monacha) terdaftar sebagai spesies rentan oleh IUCN. Pengetahuan tentang migrasi Bangau Berkerudung masih terbatas. Di sini, kami melaporkan pola migrasi spasio-temporal Bangau Berkerudung yang berhibernasi di Izumi, Jepang, serta area persinggahan penting untuk konservasi mereka. Empat bangau dewasa dan lima bangau sub-dewasa, semuanya berhibernasi di Izumi, Jepang, dipasangi pemancar satelit (sistem GPS–GSM) di lokasi persinggahan mereka di Tiongkok timur laut pada tahun 2014 dan 2015. Kami menganalisis waktu dan durasi migrasi bangau dewasa dan sub-dewasa pada musim semi dan musim gugur, serta waktu dan durasi mereka tinggal di tempat berkembang biak dan berhibernasi. Selain itu, kami menganalisis penggunaan lahan burung bangau di daerah persinggahan. Burung bangau dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk bermigrasi baik ke utara di musim semi (rata-rata = 44,3 hari) dan ke selatan di musim gugur (rata-rata = 54,0 hari) dibandingkan dengan burung bangau subdewasa (masing-masing 15,3 dan 5,2 hari). Namun, subdewasa memiliki musim dingin yang lebih panjang (rata-rata = 149,8 hari) dan musim nomaden (musim kawin untuk dewasa) (rata-rata = 196,8 hari) dibandingkan dengan dewasa (masing-masing 133,8 dan 122,3 hari). Tiga daerah persinggahan penting telah diidentifikasi: wilayah di sekitar Taman Muraviovka di Rusia, Dataran Songnen di Tiongkok, dan pantai barat Korea Selatan, tempat burung bangau menghabiskan sebagian besar waktu migrasi mereka (masing-masing 62,2 dan 85,7% di musim semi dan musim gugur). Selama migrasi, periode nomaden, dan musim dingin, Burung Bangau Berkerudung biasanya tinggal di lahan pertanian untuk beristirahat dan mencari makan. Pada musim non-musim dingin, kurang dari 6% lokasi persinggahan berada di dalam kawasan lindung. Secara keseluruhan, hasil kami berkontribusi pada pemahaman pola migrasi spasio-temporal tahunan Burung Bangau Berkerudung di jalur penerbangan timur, dan perencanaan tindakan konservasi untuk spesies ini.
PUBLIKASI TERSEDIA DI:
https://doi.org/10.1186/s40657-018-0114-9

