Jurnal:Ekologi dan Konservasi Global, Volume 49, Januari 2024, e02802
Jenis:Angsa Berwajah Putih Besar dan Angsa Kacang
Abstrak:
Di Danau Poyang, lokasi musim dingin terbesar dan salah satu yang terpenting di Jalur Terbang Asia Timur-Australasia, padang rumput Carex (Carex cinerascens Kük) menyediakan sumber makanan utama bagi angsa-angsa yang bermigrasi selama musim dingin. Namun, karena pengaturan aliran sungai yang semakin intensif dan peristiwa iklim ekstrem yang lebih sering terjadi seperti kekeringan, bukti observasi menunjukkan bahwa sinkronisasi migrasi angsa dan fenologi Carex tidak dapat dipertahankan tanpa campur tangan manusia, sehingga menimbulkan risiko besar kekurangan pangan selama periode musim dingin. Akibatnya, prioritas konservasi saat ini di lokasi Ramsar ini dialihkan ke perbaikan padang rumput basah untuk memastikan kualitas makanan yang optimal. Memahami preferensi makanan angsa-angsa yang bermigrasi selama musim dingin merupakan kunci pengelolaan padang rumput basah yang efektif. Karena tahap pertumbuhan dan tingkat nutrisi tanaman pangan merupakan faktor penentu yang memengaruhi pemilihan diet herbivora, dalam studi ini, kami mengambil sampel makanan yang disukai dengan melacak jalur mencari makan Angsa Dahi Putih Besar (n = 84) dan Angsa Kacang (n = 34) untuk mengukur "jendela mencari makan" dalam hal tinggi tanaman, tingkat protein, dan kandungan energi. Lebih lanjut, kami menetapkan hubungan antara ketiga variabel Carex di atas berdasarkan pengukuran in-situ. Hasilnya menunjukkan bahwa angsa lebih menyukai tanaman dengan tinggi berkisar antara 2,4 hingga 25,0 cm, dengan kandungan protein dari 13,9 hingga 25,2%, dan kandungan energi dari 1440,0 hingga 1813,6 KJ/100 g. Sementara kandungan energi tanaman meningkat seiring dengan tinggi, hubungan tinggi-tingkat protein adalah negatif. Kurva pertumbuhan yang berlawanan menandakan tantangan konservasi untuk menjaga keseimbangan yang rumit antara kuantitas dan kebutuhan kualitas angsa musim dingin. Pengelolaan padang rumput Carex, seperti pemotongan rumput, harus berfokus pada optimalisasi waktu tindakan untuk memaksimalkan pasokan energi sambil mempertahankan tingkat protein yang tepat untuk kebugaran, reproduksi, dan kelangsungan hidup burung dalam jangka panjang.
PUBLIKASI TERSEDIA DI:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2351989424000064?melalui%3Dihub

